MAKALAH MANAJEMEN FARMASI
“BUDAYA PERUSAHAAN”
Dosen : Dra. Lili Musnelina, M.si, Apt.
Di Susun Oleh :Kelompok 6
Ø Farida
Khairunnisa (14330004)
Ø Nadia Alfina (15330053)
Ø Ummi khulsum (15330054)
Ø M. Tegar Arjunaidi (15330055)
Ø Dendi hermawan (15330056)
Ø Syamsinar (15330058)
Ø Titania Agustin (15330059)
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA SELATAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan
memanjatkan puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Budaya perusahaan” dengan
lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya. Dalam penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi ,mengingatakan kemampuan yang kami miliki . untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini . Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………... i
Daftar isi ……………………………………... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah …………............................................. 1
1.2 Rumusan
masalah ………………………………………... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Budaya perusahaan . ................................................................. 2
2.2
Teori budaya
perusahaan …………………………………………. 3
2.3
Dimensi budaya
perusahaan ................................................................. 4
2.4
Tipe-tipe budaya
perusahaan .................................................................. 5
2.5
Manfaat dan peranan
budaya perusahaan .......................................... 6
2.6
Cara karyawan
mempelajari budaya perusahaan ............................... 8
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………….. 10
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………….................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tipe-tipe
organisasi saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan ukuran
dan mungkin akan memiliki beberapa praktik yang unik pada organisasi itu.
Misalnya, sebuah organisasi yang umum adalah organisasi akademik
yaitu universitas. Terdapat beberapa ritual dalam perguruan tinggi,
seperti orientasi mahasiswa baru. Praktik-praktik seperti bimbingan dan
magang juga memberi ciri kebanyakan institusi di perguruan tinggi.
Jelaslah bahwa inti dari kehidupan
organisasi ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini, budaya tidak mengacu
pada keanekaragaman ras, etnis, dan latar belakang individu. Melainkan
budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi. Budaya
organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini
mungkin mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat
produktivitas. Budaya organisasi juga mencakup simbol (tindakan, rutinitas,
percakapan, dan sebagainya) dan makna-makna yang dilekatkan orang pada
simbol- simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi
yang terjadi antar karyawan dan pihak manajemen.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah
pengertian dari budaya perusahaan?
2.
Apa saja
teori-teori mengenai budaya perusahaan?
3.
Apakah
dimensi-dimensi budaya perusahaan?
4.
Apa saja
tipe-tipe budaya perusahaan?
5.
Apakah manfaat
dan peranan budaya perusahaan?
6.
Bagaimana
cara karyawan mempelajari budaya perusahaan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BUDAYA PERUSAHAAN
Pengertian budaya
perusahaan secara luas yaitu suatu sistem dari nilai-nilai yang dipegang
bersama tentang apa yang penting serta keyakinan tentang bagaimana dunia itu
berjalan.
Menurut Susanto, AB. (1997:3) budaya perusahaan
adalah suatu nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk
menghadapi permasalahan eksternal dan penyesuaian integrasi ke dalam
perusahaan, sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami
nilai-nilai yang ada dan bagaimana meraka harus bertindak atau berperilaku.
Menurut
Koentjoroningrat (1994 : 5), budaya itu sendiri memiliki tiga tingkatan
yang saling berinteraksi satu sama lain. Tingkatan yang pertama berupa
benda-benda hasil kecerdasan dan kreasi manusia (artefacts dan creation).
Tingkatan kedua adalah nilai-nilai dan ideologi yang merupakan aturan, prinsip,
norma, nilai, dan moral yang menuntun organisasi dan merupakan harta kekayaan
yang ingin mereka penuhi. Tingkatan ketiga adalah asumsi dasar yang tidak
disadari mengenai keadaan kebenaran dan kenyataan, kemanusiaan, hubungan
manusia dengan alam, hubungan antar manusia, keadaan waktu dan alam semesta.
Menurut
Hofstade, Geerst (1990:32), budaya perusahaan didefinisikan
sebagai perencanaan bersama dari pola pikir (collective programming mind)
yang membedakan anggota-anggota dari suatu kelompok masyarakat dengan kelompok
dari suatu budaya yang lain. Pola pikir ini pada dasarnya hanya ada dalam
pikiran individu yang kemudian mengalami kristalisasi dan memiliki bentuk. Pada
gilirannya pola pikir bersama ini akan meningkatkan sikap mental para anggota
kelompok tersebut.
Budaya organisasi yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat
atau bahkan diubah, memerlukan praktik yang dapat
membantu menyatukan nilai budaya anggota dengan nilai budaya organisasi. Praktik tersebut
dapat dilakukan melalui induksi atau sosialisasi, yaitu melalui
transformasi budaya organisasi. Sosialisasi organisasi merupakan serangkaian aktivitas yang secara
substantif berdampak kepada penyesuaian aktivitas individual
dan keberhasilan organisasi, antara lain komitmen, kepuasan dan kinerja.
Beberapa langkah sosialisasi yang dapat membantu dan mempertahankan budaya organisasi adalah
melalui seleksi calon karyawan, penempatan, pendalaman bidang pekerjaan,
penialian kinerja, dan pemberian penghargaan, penanaman
kesetiaan pada nilai-nilai luhur, perluasan cerita dan berita, pengakuan kinerja dan promosi. Berbagai
praktik di atas dapat memperkuat budaya organisasi dan memastikan karyawan yang bekerja
sesuai dengan budaya organisasi memberikan imbalan sesuai dukungan yang dilakukan. Sosialisasi yang
efektif akan
menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan, mengurangi
tekanan serta kemungkinan keluar dari pekerjaan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan organisasi untuk mempertahankan organisasi adalah menyusun asumsi
dasar, menyatakan dan memperkuat nilai yang diinginkan dan menyosialisasikan
melalui contoh.
2.2
TEORI BUDAYA PERUSAHAAN
Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya perusahaan, yaitu:
1.
Angota-anggota
organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang
berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
Asumsi yang
pertama berhubungan dengan pentingnya orang di dalam kehidupan organisasi. Secara khusus, individu saling
berbagi dalam menciptakan dan mempertahankan realitas.
Individu-individu ini mencakup karyawan, supervisor, dan atasan. Pada inti dari asumsi ini adalah
yang dimiliki oleh organisasi. Nilai adalah standar dan
prinsip-prinsip dalam sebuah buadanya yang memiliki nilai intrinsik dari sebuah
budaya. Nilai menunjukkan kepada anggota organisasi mengenai apa yang penting. Orang berbagi dalam
proses menemukan nilai-nilai perusahaan. Menjadi anggota
dari sebuah organisasi membutuhkan partisipasi aktif dalam organisasi tersebut.
2.
Penggunaan dan intepretasi simbol sangat
penting dalam budaya organisasi
Realitas
organisasi juga sebagiannya ditentukan oleh simbol-simbol, dan ini merupakan asumsi kedua dari teori ini. Perspektif ini menggaris bawahi penggunaan simbol di dalam organisasi. Simbol-simbol ini sangat penting bagi budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup komunikasi
verbal dan non-verbal di dalam organisasi. Seringkali simbol-simbol
ini mengkomunikasikan nilai-nilai organisasi. Simbol dapat berupa slogan yang memiliki
makna. Sejauh mana simbol-simbol ini efektif bergantung
tidak hanya pada media tetapi bagaimana karyawan perusahaan mempraktikannya.
3.
Budaya bervariasi dalam
organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini
juga beragam
Asumsi yang
ketiga mengenai teori budaya organisasi berkaitan dengan keberagaman budaya organisasi. Sederhana, budaya
organisasi sangat bervariasi. Persepsi mengenai tindakan dan aktivitas
di dalam budaya-budaya ini juga seberagam budaya itu sendiri.
2.3
DIMENSI BUDAYA PERUSAHAAN
Terdapat
banyak dimensi yang membedakan budaya. Dimensi ini mempengaruhi perilaku yang
dapat mengakibatkan kekeliruan pemahaman, ketidakepakatan, atau bahkan konflik. Konsep budaya pada awalnya berasal dari lapangan antropologi dan mendapat tempat pada awal
perkembangan ilmu perilaku organisasi.
Luthan (1998) menyebutkan
sejumlah karakteristik yang penting dari budaya organisasi, yang meliputi:
1.
Aturan-Aturan
Perilaku, yaitu bahasa, terminologi, dan ritual yang biasa dipergunakan oleh
anggota organisasi.
2.
Norma,
adalah standar perilaku yang menjadi petunjuk bagaimana melakukan sesuatu.
Lebih jauh di masyarakat kita kenal adanya norma agama, norma
susila, norma sosial, norma adat, dll.
3.
Nilai-Nilai
Dominan, adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi untuk dikerjakan
oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk, rendahnya tingkat
absensi, tingginya produktivitas dan efisiensi, serta tingginya disiplin
kerja.
4.
Filosofi,
adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal yang
disukai para karyawan dan pelanggannya, seperti “Kepuasan Anda Adalah
Harapan Kami”.
5.
Peraturan-Peraturan,
adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai baru harus
mempelajari peraturan ini agar keberadaannya dapat diterima dalam
organisasi.
6.
Iklim Organisasi,
adalah keseluruhan perasaan yang meliputi hal-hal fisik, bagaimana para
anggota berinteraksi dan bagaimana para anggota organisasi mengendalikan diri
dalam berhubungan dengan pelanggan atau pihak luar organisasi.
Hofsede (dalam Gibson, 1996) mengemukakan empat dimensi
budaya, yaitu:
1)
Penghindaran Atas Ketidakpastian,
adalah tingkat dimana anggota masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas. Perasaan ini mengarahkan
mereka untuk mempercayai kepastian yang menjanjikan
dan untuk memelihara lembaga-lembaga yang melindungi penyesuaian.
2)
Maskulin VS Feminisme, Maskulinitas
berarti kecenderungan dalam masyarakat akan prestasi, kepahlawanan, ketegasan, dan keberhasilan
materil. Feminitas berarti kecenderungan akan kesederhanaan,
perhatian pada yang lemah, dan kualitas hidup.
3)
Jarak Kekuasaan, adalah ukuran dimana anggota suatu
masyarakat menerima bahwa kekuasaan dalam lembaga atau organisasi tidak
didistribusikan secara merata.
4)
Individualisme/Kolektivitisme, Individualisme merupakan
sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkatan dimana orang lebih suka
bertindak sebagai individu daripada sebagai kelompok. Kolektivitisme
menunjukkan kerangka sosial yang kuat dimana individu mengharap orang lain
dalam kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi mereka.
2.4
TIPE-TIPE BUDAYA PERUSAHAAN
Menurut Cameron dan Quinn, Handy (dalam Amstrong 2003) yang diterjemahkan
oleh Sudarmanto (2009), mengemukakan
4 (empat) tipe budaya perusahaan yaitu :
1.
Budaya Kekuasaan (Power
Culture)
Merupakan sumber kekuatan inti yang menonjolkan kontrol. ada beberapa
peraturan atau prosedur dan atmosfer kompetitif, berorientasi pada kekuatan,
dan politis.
2.
Budaya Peran (Role Culture)
Pekerjaan dikontrol oleh
prosedur dan peraturan. Peran atau deskripsi jabatan adalah lebih penting
daripada orang yang mengisi jabatan tersebut.
3.
Budaya Pendukung (Support Culture)
Tujuannya bersama-sama membawa
orang yang tepat dan membiarkan mereka melakukan tugas. Pengaruhnya lebih
didasarkan pada kekuatan ahli daripada kekuatan posisi atau pribadi.
4.
Budaya Orang (People Culture)
Individu adalah titik utama, perusahaan hanya ada untuk melayani
individu yang ada dalam perusahaan.
Gibson
(2006), mengemukakan 4
(empat) tipe budaya perusahaan, diantaranya yaitu:
1)
Budaya Birokrasi (Bureauractic
Culture)
Suatu perusahaan
yang mementingkan peraturan, kebijakan, prosedur, perintah dan pengambilan
keputusan yang terpusat memiliki budaya birokratis. Pihak militer, instansi
pemerintah dan perusahaan memulai dan mengelola dengan manajer yang otokrat
merupakan contoh dari birokratis. Beberapa individual lebih memilih yang pasti,
hierarki, dan perusahaan yang ketat, seperti perusahaan ini.
2)
Budaya
Keluarga (Clan Culture)
Menjadi bagian dari keluarga yang bekerja, mengikuti
tradisi dan adaptasi, kerjasama dan semangat, manajemen diri, dan pengaruh sosial merupakan karakteristik budaya keluarga. Karyawan
bersedia untuk bekerja keras untuk suatu kompensasi yang adil, sesuai dan paket
tunjangan tambahan. Dalam budaya keluarga, karyawan bersosialisasi dengan
karyawan lainnya. Anggota saling menolong sesama dan
sukses bersama.
3)
Budaya
Wirausaha (Entrepreneurial Culture)
Inovasi, kreativitas, pengambilan resiko dan secara
agresif mencari kesempatan menggambarkan budaya wirausaha. Karyawan
mengerti akan dinamika perubahan, inisiatif individu dan otonomi dari
praktik-praktik standar.
4)
Budaya
Pasar (Market Culture)
Suatu penekanan
pada pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar, stabilitas keuangan dan
keuntungan merupakan atribut-atribut budaya pasar. Karena karyawan mempunyai
hubungan yang bersifat kontrak dengan perusahaan. Hanya terdapat sedikit rasa
kerjasama dan hubungan dalam tipe budaya seperti ini.
2.5 MANFAAT DAN PERANAN BUDAYA PERUSAHAAN
1.
Manfaat Budaya Perusahaan
AB. Susanto (2002), mengemukakan manfaat yang diperoleh apabila budaya perusahaan
itu dipahami dan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
a.
Bagi
Sumber Daya Manusia :
·
Memberikan arah atau pedoman berperilaku di dalam
perusahaan. Dalam hal ini sumber daya manusia tidak dapat semena-mena bertindak
atau berperilaku sekehendak hati, melainkan harus menyesuaikan diri dengan
siapa dan dimana dia berada.
·
Mempunyai kesamaan langkah dan visi di dalam
melakukan tugas dan tanggungjawab, masing-masing individu dapat meningkatkan
fungsinya dan mengembangkan tingkat interpedensi antar individu atau bagian
yang saling melengkapi dalam kegiatan usaha perusahaan.
·
Mendorong sumber daya manusia mencapai prestasi
kerja atau produktivitas yang baik. Hal ini dapat dicapai apabila proses
sosialisasi dapat dilakukan dengan tepat sasaran.
·
Memiliki atau mengetahui secara pasti tentang
karirnya di perusahaan sehingga mendorong mereka untuk konsisten dan tanggung
jawab.
b.
Bagi Perusahaan :
·
Sebagai salah satu unsur yang dapat menekan turn
over karyawan ini dapat dicapai karena budaya perusahaan mendorong sumber
daya manusia memutuskan untuk berkembang bersama perusahaan.
·
Sebagai pedoman di dalam menentukan kebijakan yang
berkenaan dengan ruang lingkup kegiatan intern perusahaan seperti tata tertib,
administrasi, hubungan antar bagian, penghargaan prestasi sumber daya manusia,
penilaian kinerja, dan lain-lain.
·
Untuk mengajukan kepada pihak eksternal tentang
keberadaan perusahaan dan ciri-ciri khas yang dimiliki, ditengah-tengah
perusahaan yang ada dimasyarakat.
·
Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan
(corporate planning) yang meliputi pembentukan marketing plan, penentuan
segmen pasar yang akan dikuasai, penentuan penempatan perusahaan yang akan
dikuasai.
·
Dapat membuat program-program pengembangan usaha
dan pengembangan sumber daya manusia dengan dukungan penuh dari seluruh jajaran
sumber daya manusia yang ada.
2.
Peranan Budaya Perusahaan
Dalam
hidupnya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana dia berada,
seperti nilai-nilai, keyakinan dan perilaku sosial/masyarakat yang kemudian menghasilkan budaya sosial atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga akan terjadi bagi para anggota organisasi. Hal yang sama juga akan terjadi bagi para anggota organisasi dengan segala nilai, keyakinan,dan perilakunya dalam organisasi yang kemudian menciptakan budaya organisasi.
seperti nilai-nilai, keyakinan dan perilaku sosial/masyarakat yang kemudian menghasilkan budaya sosial atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga akan terjadi bagi para anggota organisasi. Hal yang sama juga akan terjadi bagi para anggota organisasi dengan segala nilai, keyakinan,dan perilakunya dalam organisasi yang kemudian menciptakan budaya organisasi.
Wheelen dan Hunger (1986) secara spesifik mengemukakan sejumlah
peranan penting yang dimainkan oleh budaya organisasi, yaitu :
a.
Membantu menciptakan rasa memilki jati diri bagi pekerja
b.
Dapat dipakai untuk mengembangkan keikatan pribadi dengan
organisasi
c.
Membantu stabilisasi organisasi sebagai suatu sistem
sosial
d.
Menyajikan pedoman perilaku, sebagai hasil dari
norma-norma perilaku yang sudah terbetuk.
2.6 CARA KARYAWAN MEMPELAJARI BUDAYA PERUSAHAAN
Proses transformasi budaya oleh karyawan dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:
1.
Cerita
Cerita
mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi di dalam memulai usaha sehingga kemudian
menjadi maju seperti sekarang merupakan hal yang baik untuk
disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-surut perusahaan dan bagaimana perusahaan
mengatasi kemelut dalam situasi tak menentu merupakan kisah yang
dapat menodorong dan memotivasi karyawan untuk bekerja keras jika mereka mau
memahaminya.
2. Ritual
/ Upacara-Upacara
Semua
masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Di dalam perusahaan, tidak jarang ditemui acara-acara ritual yang
sudah mengakar dan menjadi bagian hidup perusahaan.
Sehingga tetap dipelihara keberadaannya, contohnya adalah selamatan mulai musim giling di pabrik
gula.
3. Simbol-Simbol Material
Simbol-simbol
atau lambang-lambang material seperti pakaian seragam, ruang kantor dan lain-lain, atribut fisik yang dapat
diamati merupakan unsur penting budaya organisasi yang harus
diperhatikan sebab dengan simbol-simbol itulah dapat dengan cepat diidentifikasi bagaimana nilai,
keyakinan, norma, dan berbagai hal lain itu menjadi milik bersama dan dipatuhi
anggota organisasi.
4. Bahasa
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, tiap bidang, divisi, strata atau semacamnya memiliki bahasa atau
jargon yang khas, yang kadang-kadang hanya dipahami oleh
kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat diterima di suatu lingkungan dan menjadi
bagian dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah memahami
bahasa yang berlaku di lingkungan itu. Dengan demikian menjadi jelas bahwa bahasa merupakan
unsur penting dalam budaya perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat
dikemukakan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut:
1.
Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan
anggota organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada
dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku
yang dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi
dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2.
Budaya perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukung terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang
efektif. Secara lebih spesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam
menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan
perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan.
DAFTAR
PUSTAKA
v Schein, Edgaar H. 1985
Organizational culture and leadership. Jossey-Bass,Inc.
v Http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-budaya-perusahaan-menurut.html
v Sutrisno,Mudji dan putranto,
Hendra. Teori-teori kebudayaan. Jakarta : kanisius. Hal 148
v http://habibiarifin.blogspot.co.id/budaya-organisasi-dan-budaya-kerja.html
Maaf kk saya izin copy yang menurut koentjoroningrat nya aja boleh?
BalasHapusOk
BalasHapusMaaf kak sebelumnya, izin copas materinya :)
BalasHapusSaya tidak bisa menutup rumah pertama saya tanpa Tuan Pedro! Pedro dan timnya melampaui dan melampaui saya dalam transaksi ini. Dia menangani waktu penyelesaian saya yang sangat ketat dengan mudah dan selalu tersedia untuk saya ketika saya memiliki pertanyaan (dan saya punya banyak pertanyaan), bahkan ketika dia jauh dari kantor, yang sangat saya hargai! Dia dan timnya menangani banyak pertengkaran di menit-menit terakhir dengan penjual dan bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa saya dapat menutup sebelum masa sewa saya (dan bantuan uang muka saya, dalam hal ini) berakhir. Tuan Pedro adalah Petugas Pinjaman yang sangat berpengetahuan, sopan, dan sabar. Saya melewati beberapa penawaran properti sebelum pembelian terakhir saya, dan Pedro ada di sana untuk membantu setiap penawaran, sering kali berkoordinasi dengan agen saya di belakang layar. Saya merasa didukung sepanjang seluruh proses. Berkat Pedro dan upaya tak kenal lelah timnya, saya sekarang menjadi pemilik rumah yang bangga! Saya akan mendorong Anda untuk mempertimbangkan Pedro dan perusahaan pinjamannya untuk segala jenis pinjaman.
BalasHapus# Pinjaman mobil
# Pinjaman rumah
# Pinjaman bisnis
# Pinjaman pribadi
Tuan, Pedro Penawaran Pinjaman
Email- pedroloanss@gmail.com.
Atau WhatsApp: +18632310632